Scrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace Layouts

Rabu, 08 Desember 2010

Merajut Semangat Bersama Anak - Anak Buta




Ini adalah salah satu pengalaman saya ketika mengikuti praktikum mata kuliah Ketrampilan Interpersonal (KI). Mata kuliah ini memang berbeda dengan mata kuliah lainnya. raktikum KI kali ini  pun juga sungguh jauh berbeda dari praktikum-praktikum sebelumnya. Bila pada praktikum-praktikum sebelumnya kami hanya berkutat di area taman yang berada di wilayah kampus Sistem Informasi saja, maka kali ini kami dibawa ke luar area kampus, tetapi masih berada di daerah sekitar ITS. Hari itu, Kamis, 2 Desember 2010. Ya, praktikum kali ini mengajak kami untuk berkunjung ke sebuah yayasan, tepatnya sebuah yayasan pendidikan yang dikhususkan untuk anak-anak tunanetra. Sesampainya disana, saya sedikit tercengang ketika mengetahui bahwa tempatnya ternyata tidak jauh dari kawasan kampus ITS. Tempat itu pun sebenarnya sudah seringkali saya lewati dalam perjalanan menuju ke ITS, tetapi entah kenapa saya tidak mengetahui keberadaan yayasan tersebut.
Yayasan tersebut bernama Yayasan Pendidikan Anak-Anak Buta atau biasa disingkat dengan YPAB. Seperti yang tergambar dari namanya, yayasan ini adalah sekolah bagi anak-anak tunanetra, mulai dari jenjang SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama), sampai SMA (Sekolah Menengah Atas). Disini mereka diajarkan materi yang tidak jauh berbeda atau bahkan sama dengan materi pelajaran yang diajarkan di sekolah-sekolah umum lainnya. Tidak hanya itu, mereka juga dilatih menjadi pribadi-pribadi yang mandiri, yang tidak menggantungkan nasib pada belas kasihan orang lain, pribadi yang kreatif, serta menjadi pribadi yang prestatif pula.
Ketika pertama kali memasuki area YPAB, saya melihat ada sebuah ruangan yang sepertinya sudah dipersiapkan untuk menyambut kedatangan kami (saya dan segenap elemen yang mengikuti mata kuliah Ketrampilan Intrapersonal lainnya). Saya lihat ruangan itu sudah mulai dipadati oleh teman-teman saya yang juga mengikuti praktikum KI kali ini. Di sudut lain dari ruangan itu, saya melihat sudah ada adik-adik yang berbaris rapi membentuk formasi layaknya sebuah formasi paduan suara. Ketika saya mengamati lebih jauh, saya menyadari bahwa ternyata mereka adalah anak-anak yang secara fisik kurang sempurna keadaannya, mereka tidak dapat melihat (buta). Entah kenapa pada saat itu saya merasa ada yang bergejolak di dalam hati saya, sampai-sampai tak terasa mata saya mulai berkaca-kaca.
Ketika kami semua dikumpulkan dalam ruangan tersebut, saya semakin tak kuasa menahan air mata saya. Saya melihat adik-adik tersebut begitu bersemangat menyambut kedatangan kami, walaupun keadaan fisik mereka kurang sempurna. Acara pada sore hari itu dibuka dengan sambutan dari MC yang kemudian dilanjutkan dengan paduan suara yang dibawakan oleh adik-adik dari YPAB.  Tak hanya itu, mereka juga menampilkan kebolehannya bermain alat music angklung. Ada pula seseorang dari mereka yang bermain keyboard sambil mengiringi teman-temannya bernyanyi. Satu hal yang terbersit di benak saya saat itu adalah kekaguman yang sangat besar atas usaha yang telah mereka lakukan, terlebih lagi dengan kondisi fisik yang terbatas seperti yang mereka alami saat ini. Sungguh mereka adalah sedikit dari sekian banyak orang hebat yang dapat menginspirasi orang lain di tengah keterbatasan yang ada.
Bukan suatu perkara mudah untuk dapat bermain musik dengan keadaan mata yang tidak dapat melihat. Saya sendiri juga pasti akan kesulitan jika harus belajar bermain alat musik tanpa melihatnya secara langsung. Namun adik-adik dari YPAB ini telah membuktikan bahwa tidak ada hal yang mustahil ketika kita mau berusaha sedikit lebih keras dari yang lainnya. Ini terlihat dari permainan musik mereka yang cukup memukau dan membuat saya semakin bercucuran air mata karena terharu melihat usaha keras yang mereka tampilkan. Apalagi melihat mereka dapat tetap tersenyum dan ceria menjalani kehidupannya, tanpa mengeluh dengan kekurangan yang ada pada diri mereka.
Persembahan terakhir dari adik-adik YPAB pada sesi penyambutan ini adalah ada dua orang diantara mereka yang menyanyikan sebuah lagu dengan diiringi permainan keyboard tunggal. Mereka berdua membawakan lagu “Jangan Menyerah” yang dipopulerkan oleh grup band D’Masiv. Sekali lagi saya dibuat tecengang dan terharu melihat penampilan mereka ini. Sungguh suatu pengalaman yang sangat berharga saya bisa berada disini bersama mereka.
 
Setelah diliputi rasa terharu yang sangat mendalam pada saat acara penyambutan tadi, sekarang waktunya bagi kami untuk memulai game dengan adik-adik dari YPAB. Seperti biasa, kami dibagi menjadi empat kelompok, sama seperti minggu-minggu sebelumnya. Dalam masing-masing kelompok, ada 3 - 4 orang adik-adik dari YPAB yang bergabung bersama kami. Kemudian permainan pun dimulai.
Permainan pertama adalah perkenalan. Masing-masing dari kami diberi kesempatan untuk memperkenalkan diri. Perkenalan pun dimulai dari adik-adik YPAB. Mereka menyebutkan nama, kelas, asal daerah, hobby, kesukaan, dan cita-cita. Lagi-lagi saya tercengang dengan kalimat yang mereka ucapkan. Ternyata banyak dari mereka yang hobby bermain musik, dengan aliran keras seperti rock, metal dan lain sebagainya. Mereka juga sedikit banyak bercerita tentang suka-duka bersekolah di YPAB. Lalu saat tiba giliran kami, ada satu hal lagi yang ditambahkan dalam perkenalan diri kami, yaitu visualisasi dari diri kami masing-masing. Ini adalah satu bagian penting dari perkenalan diri kami agar adik-adik dari YPAB bisa membayangkan seperti apa “bentuk” orang yang sedang memperkenalkan dirinya nanti.
Permainan kedua, dipilih dua orang dari kelompok. Satu orang dari YPAB dan seorang lainnya dari kami. Salah satu dari kedua orang tersebut harus memakai penutup mata berupa kain hitam polos. Orang yang mengenakan penutup mata tersebut harus menebak orang yang tidak mengenakan penutup mata. Petunjuk yang diberikan untuk menebak adalah seputar ciri-ciri dari identitas yang telah ia sebutkan tadi. Begitulah seterusnya sampai semua orang dalam kelompok mendapat giliran untuk memakai penutup mata dan menebak siapa orang yang menjadi partnernya.

Pada praktikum kali ini, banyak nilai moral yang dapat saya ambil. Pertama, pelajaran tentang rasa empati dan kepedulian terhadap sesama. Mungkin banyak diantara kita yang belum menyadari bahwa orang-orang di sekeliling kita masih banyak yang membutuhkan bantuan dari kita. Bantuan yang saya maksud disini bukanlah bantuan yang bersifat materi saja tetapi lebih dari itu, mereka membutuhkan dukungan moral yang dapat membuat mereka untuk terus bersemangat dalam berkarya.
Kedua, saya sangat terinspirasi oleh adik-adik dari YPAB ini. Mereka begitu ceria dan bersemangat dalam menjalani kehidupannya. Saya sempat merasa malu ketika saya membandingkan diri saya dengan mereka. Saya yang notabene jauh lebih beruntung dibanding mereka saja seringkali mengeluh dengan keadaan saya sekarang ini dan lupa bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT kepada saya. Saya merasa begitu bodoh ketika saya masih saja mengeluh tentang hal ini itu yang sebenarnya masih bisa saya usahakan kalau saja saya mau berusaha lebih keras lagi.
Ketiga, saya belajar mengenai arti penting sebuah mimpi. Ketika kita mulai membentuk mimpi kita, kita harus berusaha membuat mimpi kita itu menjadi sebuah kenyataan. Tentu saja proses mengubah mimpi menjadi kenyataan itu bukanlah sebuah hal yang gampang. Kita perlu berusaha dengan mengerahkan semua kemampuan kita agar mimpi kita itu tidak tertinggal menjadi angan-angan belaka. Mungkin sebagian orang akan tidak percaya melihat seseorang yang tunanetra dapat memainkan berbagai alat musik dengan baik, seperti angklung dan keyboard. Tetapi adik-adik dari YPAB ini telah membuktikan kepada kita bahwa segala sesuatu pasti akan berhasil asalkan kita mau berusaha sedikit lebih banyak dari yang lain. Mereka tidak membatasi diri mereka walaupun kondisi fisik mereka terbatas, mereka juga mempunyai mimpi dan cita-cita mereka sendiri. Saya yakin, inilah yang akan mengantarkan mereka, dan kita semua tentunya, menuju gerbang keberhasilan.
Nilai moral yang dapat saya ambil selain ketiga nilai moral di atas adalah ikhlas. Seringkali kita merasa kurang ini, kurang itu, pengen ini, pengen itu, tanpa melihat keadaan sekeliling kita. Bagaimana rasanya jika kita lah yang berada di posisi adik-adik YPAB tersebut ? Akankah kita malu dengan keadaan kita ? Masihkah kita bisa menjalani sisa hidup kita selanjutnya dengan keadaan seperti itu ? Ketika kita sudah mengusahakan yang terbaik yang kita bisa, maka yang harus kita lakukan selanjutnya adalah ikhlas menerima keputusan yang telah disiapkan Allah untuk kita. Apabila hal itu tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, itu berarti Allah sedang mengajarkan kita untuk dapat berlaku ikhlas terhadap apa-apa yang sudah menjadi ketetapan Allah.
Terakhir dari saya, saya ingin berterimakasih kepada Bapak, Ibu, Mas, dan Mbak yang telah memfasilitasi kami sehingga kami dapat berkunjung ke YPAB. Ini adalah salah satu pengalaman yang sangat berharga bagi saya dan mungkin juga bagi teman-teman saya lainnya. Sangat menyentuh dan sangat inspiratif. Semoga kita bisa sama-sama mengambil pelajaran dari kunjungan kita kesana. =)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar